HIKMAT DARI ALLAH: AMSAL 2:1-6

PDT. BUDI ASALI, M. DIV.
HIKMAT DARI ALLAH: Amsal 2:1-6. Amsal 2:1-6 - “(1) Hai anakku, jikalau engkau menerima perkataanku dan menyimpan perintahku di dalam hatimu, (2) sehingga telingamu memperhatikan hikmat, dan engkau mencenderungkan hatimu kepada kepandaian, (3) ya, jikalau engkau berseru kepada pengertian, dan menujukan suaramu kepada kepandaian, (4) jikalau engkau mencarinya seperti mencari perak, dan mengejarnya seperti mengejar harta terpendam, (5) maka engkau akan memperoleh pengertian tentang takut akan TUHAN dan mendapat pengenalan akan Allah. (6) Karena Tuhanlah yang memberikan hikmat, dari mulutNya datang pengetahuan dan kepandaian.”.
HIKMAT DARI ALLAH: Amsal 2:1-6
gadget, otomotif, asuransi
I) Hikmat adalah sesuatu yang sangat / paling berharga.

Apa yang paling saudara hargai / inginkan dalam hidup ini? Uang, kedudukan, pekerjaan dengan gaji tinggi, cewek yang cantik, mobil mewah, rumah yang indah, keluarga yang harmonis? Firman Tuhan menghendaki kita mengutamakan / paling menghargai hikmat!

Amsal 3:13-15 - “(13) Berbahagialah orang yang mendapat hikmat, orang yang memperoleh kepandaian, (14) karena keuntungannya melebihi keuntungan perak, dan hasilnya melebihi emas. (15) Ia lebih berharga dari pada permata; apapun yang kauinginkan, tidak dapat menyamainya.”.

Amsal 8:10-11,19 - “(10) Terimalah didikanku, lebih dari pada perak, dan pengetahuan lebih dari pada emas pilihan. (11) Karena hikmat lebih berharga dari pada permata, apapun yang diinginkan orang, tidak dapat menyamainya. ... (19) Buahku lebih berharga dari pada emas, bahkan dari pada emas tua, hasilku lebih dari pada perak pilihan.”.

Ayub 28:15-19 - “(15) Untuk gantinya tidak dapat diberikan emas murni, dan harganya tidak dapat ditimbang dengan perak. (16) Ia tidak dapat dinilai dengan emas Ofir, ataupun dengan permata krisopras yang mahal atau dengan permata lazurit; (17) tidak dapat diimbangi oleh emas, atau kaca, ataupun ditukar dengan permata dari emas tua. (18) Baik gewang, baik hablur, tidak terhitung lagi; memiliki hikmat adalah lebih baik dari pada mutiara. (19) Permata krisolit Etiopia tidak dapat mengimbanginya, ia tidak dapat dinilai dengan emas murni.”.

Amsal 16:16 - “Memperoleh hikmat sungguh jauh melebihi memperoleh emas, dan mendapat pengertian jauh lebih berharga dari pada mendapat perak.”.

Penerapan: saudara percaya bahwa ayat-ayat di atas ini adalah Firman Tuhan? Saudara percaya kebenarannya? Bisakah dengan hati yang sungguh-sungguh mengaminkan kata-kata tersebut?

II) Kita harus mencari hikmat dengan sungguh-sungguh.

1) Karena hikmat itu sangat / paling berharga, maka kita harus mencarinya, dan kita harus mencarinya dengan sungguh-sungguh, dengan mengorbankan segala sesuatu.

Amsal 2:1-4 - “(1) Hai anakku, jikalau engkau menerima perkataanku dan menyimpan perintahku di dalam hatimu, (2) sehingga telingamu memperhatikan hikmat, dan engkau mencenderungkan hatimu kepada kepandaian, (3) ya, jikalau engkau berseru kepada pengertian, dan menujukan suaramu kepada kepandaian, (4) jikalau engkau mencarinya seperti mencari perak, dan mengejarnya seperti mengejar harta terpendam, ...”.

Ada sesuatu yang aneh / tak masuk akal di dalam gereja ini. Ada banyak jemaat yang bisa mengatakan bahwa kelebihan gereja ini adalah dalam hal Firman Tuhan, dsb, tetapi lucunya orang-orang itu tidak datang dalam Pemahaman Alkitab, bahkan tidak datang dalam Kebaktian! Apa gunanya kata-kata seperti itu? Mereka cuma secara intelektual saja menganggap Firman Tuhan di gereja itu bagus, tetapi secara rohani mereka tidak merindukannya!

Adam Clarke: “‘If thou seekest her as silver.’ How do men seek money? What will they not do to get rich? Reader, seek the salvation of thy soul as earnestly as the covetous man seeks wealth; and be ashamed of thyself, if thou be less in earnest after the true riches than he is after perishing wealth.” [= ‘Jika engkau mencarinya seperti mencari perak’. Bagaimana manusia mencari uang? Apa yang mereka tidak lakukan untuk menjadi kaya? Pembaca, carilah keselamatan jiwamu sama sungguh-sungguhnya seperti orang yang tamak mencari kekayaan; dan jadilah malu tentang dirimu sendiri, jika engkau kurang sungguh-sungguh mengejar kekayaan yang sejati dari pada ia mengejar kekayaan yang akan binasa.].

Jamieson, Fausset & Brown: “‘If thou seekest her as silver, and searchest for her as (for) hid treasures’ ... Treasures anciently, when there were no banks, were often hidden in the earth. True knowledge lies deep as in a mine; and they alone will get the precious ore who dig down into it, not grudging time, delays, pains, expense. ... Not merely scrape the surface, and get a few superficial scraps of knowledge, but dig deep, and far, and wide. The ‘treasures’ are ‘hidden’ by God, not in order to keep them back from us, but to stimulate our faith and patient perseverance in searching for them.” [= ‘Jika engkau mencarinya seperti mencari perak, dan mengejarnya seperti mengejar harta terpendam’ ... Harta pada jaman dulu, pada waktu tidak ada bank, sering disembunyikan dalam tanah. Pengetahuan yang sejati terletak di dalam seperti dalam tambang; dan hanya mereka saja yang akan mendapatkan biji yang berharga yang menggali dalam ke dalamnya, tidak menyayangkan waktu, penundaan, rasa sakit, ongkos / biaya. ... Bukan semata-mata mengeruk permukaan, dan mendapatkan sedikit potongan pengetahuan yang dangkal, tetapi menggali dalam, dan jauh dan lebar. Harta itu disembunyikan oleh Allah, bukan untuk mencegah kita mendapatkannya, tetapi untuk merangsang iman kita dan ketekunan yang sabar dalam mencarinya.].

Bdk. Amsal 4:7 - “Permulaan hikmat ialah: perolehlah hikmat dan dengan segala yang kauperoleh perolehlah pengertian.”.

KJV: ‘Wisdom is the principal thing; therefore get wisdom: and with all thy getting get understanding’ [= Hikmat adalah hal yang terpenting / terutama; karena itu dapatkanlah hikmat: dan dengan semua yang engkau peroleh, dapatkanlah pengertian].

NIV: ‘Wisdom is supreme; therefore get wisdom. Though it cost all you have, get understanding’ [= Hikmat adalah yang tertinggi; karena itu dapatkanlah hikmat. Sekalipun itu menghabiskan semua yang kaumiliki, dapatkanlah pengertian].

Jamieson, Fausset & Brown: “The world’s maxim, on the contrary, is, - Money is the principal thing; therefore get money: and with all thy getting get more. ... ‘You begin to be wise when you begin to love and seek wisdom: as Seneca says, It is a great part of goodness to wish to be good’” [= Pepatah dunia sebaliknya adalah - Uang adalah hal yang terpenting / terutama; karena itu dapatkanlah uang; dan dengan semua yang kauperoleh dapatkanlah (uang) lebih banyak lagi. ... ‘Kamu mulai menjadi bijaksana pada waktu kamu mulai mengasihi dan mencari hikmat: seperti yang dikatakan oleh Seneca, Menginginkan untuk menjadi baik merupakan sebagian dari kebaikan’].

Keil & Delitzsch: “it contains all that is necessary in order to becoming wise. ... give all for wisdom (Matt. 13:46,44); no price is too high, no sacrifice too great for it.” [= membutuhkan semua yang diperlukan untuk menjadi bijaksana. ... berikanlah semua untuk hikmat (Matius 13:46,44); tak ada harga yang terlalu tinggi, tak ada pengorbanan yang terlalu besar untuk itu.].

Bdk. Amsal 23:23 - “Belilah kebenaran dan jangan menjualnya; demikian juga dengan hikmat, didikan dan pengertian.”.

Matthew Henry (tentang Amsal 23:23): “‘We must buy it,’ that is, be willing to part with any thing for it. ... whatever it costs us, we shall not repent the bargain. ... Riches should be employed for the getting of knowledge, rather than knowledge for the getting of riches. ... ‘we must not sell it.’ Do not part with it for pleasures, honours, riches, any things in this world. Do not neglect the study of it, nor throw off the profession of it, nor revolt from under the dominion of it, for the getting or saving of any secular interest whatsoever.” [= ‘Kita harus membelinya’, yaitu, mau berpisah dengan apapun untuk itu. ... apapun ongkosnya, kita tidak akan menyesali harganya. ... Kekayaan harus digunakan untuk mendapatkan pengetahuan, dan bukannya pengetahuan digunakan untuk mendapatkan kekayaan. ... ‘kita tidak boleh menjualnya’. Jangan berpisah dengannya untuk kesenangan, kehormatan, kekayaan, apapun di dunia ini. Jangan mengabaikan pelajaran tentangnya, atau melepaskan diri dari pengakuan tentangnya, atau memberontak dari penguasaannya, untuk mendapatkan atau mempertahankan kesenangan sekuler apapun.].

Pemazmur tahu akan hal ini sehingga ia berdoa seperti dalam Mazmur 119:36 - “Condongkanlah hatiku kepada peringatan-peringatanMu, dan jangan kepada laba.”. Pernahkah saudara berdoa seperti ini?

2) Kalau kita betul-betul mengasihi hikmat dan mencarinya dengan sungguh-sungguh, maka Tuhan berjanji bahwa kita akan mendapatkannya.

Amsal 8:17 - “Aku mengasihi orang yang mengasihi aku, dan orang yang tekun mencari aku akan mendapatkan daku.”.

Bagian yang saya garis bawahi itu diterjemahkan berbeda-beda.

NIV: ‘those who seek me’ [= mereka yang mencari aku].

KJV: ‘those that seek me early’ [= mereka yang mencari aku pada awal / pagi].

RSV: ‘those who seek me diligently’ [= mereka yang dengan rajin mencari aku].

NASB: ‘those who diligently seek me’ [= mereka yang mencari aku dengan rajin].

Adam Clarke menggunakan KJV dan mengatakan bahwa kata ‘early’ tidak menunjuk pada ‘pagi hari’ tetapi pada ‘usia muda’, dan menekankan supaya orang mencari hikmat sejak muda.

Tetapi Jamieson, Fausset & Brown mengatakan bahwa ‘early’ menunjuk pada pagi hari, dan menekankan bahwa kita harus mendahulukan untuk mencari hikmat dari pada hal-hal lain.

Bdk. Mazmur 119:147-148 - “(147) Pagi-pagi buta aku bangun dan berteriak minta tolong; aku berharap kepada firmanMu. (148) Aku bangun mendahului waktu jaga malam untuk merenungkan janjiMu.”.

Memang merupakan suatu kebiasaan yang baik untuk bangun pagi dan menggunakan waktu yang tenang dan waktu dimana kita paling segar untuk sendirian dengan Tuhan. Tetapi jangan extrimkan hal ini, seperti dalam kasus Camp / Retreat yang saya pimpin beberapa waktu yang lalu. Mereka mengadakan saat teduh pk 4 pagi, sehingga pada saat acara Firman Tuhan, mereka mengantuk!

III) Hikmat itu ada pada Allah, dan mengerti Firman Tuhan sama dengan memperoleh hikmat.

1) Hikmat bukan ada pada orang tua, tetapi pada Allah.

Ayub 12:12-13 - “(12) Konon hikmat ada pada orang yang tua, dan pengertian pada orang yang lanjut umurnya. (13) Tetapi pada Allahlah hikmat dan kekuatan, Dialah yang mempunyai pertimbangan dan pengertian.”.

Ayub 28:12,20,23 - “(12) Tetapi di mana hikmat dapat diperoleh, di mana tempat akal budi? ... (20) Hikmat itu, dari manakah datangnya, atau akal budi, di manakah tempatnya? ... (23) Allah mengetahui jalan ke sana, Ia juga mengenal tempat kediamannya.”.

2) Kalau kita mempelajari dan mengerti Firman Tuhan, kita akan mendapatkan hikmat.

a) Ini terlihat dari text kita yang mencampur-adukkan ‘hikmat’ dengan ‘pengertian’ / ‘kepandaian’ / ‘pengetahuan’ / ‘perkataan’ / ‘perintah’.

Amsal 2:1-6 - “(1) Hai anakku, jikalau engkau menerima PERKATAANKU dan menyimpan PERINTAHKU di dalam hatimu, (2) sehingga telingamu memperhatikan hikmat, dan engkau mencenderungkan hatimu kepada KEPANDAIAN, (3) ya, jikalau engkau berseru kepada PENGERTIAN, dan menujukan suaramu kepada KEPANDAIAN, (4) jikalau engkau mencarinya seperti mencari perak, dan mengejarnya seperti mengejar harta terpendam, (5) maka engkau akan memperoleh pengertian tentang takut akan TUHAN dan mendapat pengenalan akan Allah. (6) Karena Tuhanlah yang memberikan hikmat, dari mulutNya datang PENGETAHUAN dan KEPANDAIAN.”.

b) Ini juga bisa terlihat dalam banyak ayat Kitab Suci, misalnya:

1. Mazmur 119:98-100 - “(98) PerintahMu membuat aku lebih bijaksana dari pada musuh-musuhku, sebab selama-lamanya itu ada padaku. (99) Aku lebih berakal budi dari pada semua pengajarku, sebab peringatan-peringatanMu kurenungkan. (100) Aku lebih mengerti dari pada orang-orang tua, sebab aku memegang titah-titahMu.”.

2. Mazmur 119:130 - “Bila tersingkap, firman-firmanMu memberi terang, memberi pengertian kepada orang-orang bodoh.”.

3. Mazmur 19:8 - “Taurat TUHAN itu sempurna, menyegarkan jiwa; peraturan TUHAN itu teguh, memberikan hikmat kepada orang yang tak berpengalaman.”.

IV) Problem & bahaya di gereja yang banyak Firman Tuhannya.

Problem di gereja ini mungkin adalah ‘terlalu banyak Firman Tuhan’ sehingga akhirnya Firman Tuhan diremehkan!

Bdk. Amsal 27:7 - “Orang yang kenyang menginjak-injak madu, tetapi bagi orang yang lapar segala yang pahit dirasakan manis.”.

Memang sebetulnya Amsal 27:7 ini bicara tentang makanan jasmani (bdk. Lukas 15:16-17 - anak bungsu itu ingin makanan babi), tetapi dalam hal makanan rohanipun orang bisa berbuat yang sama. Gereja yang sedikit Firman Tuhan, orang-orangnya rindu Firman Tuhan, tetapi gereja yang terlalu banyak Firman Tuhan, orang-orangnya meremehkan Firman Tuhan.

Jamieson, Fausset & Brown: “So those who are ‘full’ of spiritual privileges often ‘loathe’ or make light of them, because of their commonness, while ‘hungering souls’ relish as sweet the Gospel feast, ... Fulness of bread begets bad appetite, especially in spiritual things” [= Demikianlah mereka yang ‘kenyang’ dalam hak-hak rohani seringkali ‘benci / jijik’ atau meremehkannya, karena lazimnya / banyaknya hal itu, sementara ‘jiwa-jiwa yang lapar’ menikmati pesta Injil sebagai sesuatu yang manis, ... Kenyang roti / makanan menyebabkan nafsu makan yang buruk, khususnya dalam hal-hal rohani].

Keil & Delitzsch: “‘Hunger is the best cook,’ according to a German proverb; ... Let the man whom God has richly satisfied with good things guard himself against ingratitude towards the Giver, and against an undervaluing of the gifts received; and if they are spiritual blessings, let him guard himself against self-satisfaction and self-contentment, which is, in truth, the worst poverty, Rev. 3:17; ... in spiritual life, a satiety which supposes itself to be full of life, but which is nothing else than the decay of life, than the changing of life into death.” [= ‘rasa lapar adalah koki yang terbaik’, menurut suatu pepatah Jerman; ... Hendaklah orang yang oleh Allah dipuaskan secara kaya / berlimpah-limpah dengan hal-hal yang baik menjaga dirinya sendiri terhadap rasa tidak tahu terima kasih terhadap sang Pemberi, dan terhadap peremehan terhadap pemberian-pemberian yang diterimanya; dan jika itu adalah hal-hal rohani, hendaklah ia menjaga dirinya sendiri terhadap rasa puas diri, yang sebenarnya merupakan kemiskinan yang terburuk, Wahyu 3:17; ... dalam kehidupan rohani, suatu kekenyangan yang menganggap dirinya sendiri penuh kehidupan, sebetulnya tidak lain dari pada pembusukan kehidupan, dan perubahan kehidupan menjadi kematian.].

Kalau saudara berpikir: ‘Toh tiap Rabu ada Pemahaman Alkitab, dan tiap Minggu juga ada Firman Tuhan, jadi membolospun tak apa-apa, karena toh minggu depan bisa mendapatkan Firman Tuhan lagi’, maka saudara termasuk orang seperti ini!

Itu sebetulnya sama dengan bosan. Bandingkan dengan kalau saudara sedang jatuh cinta, apakah berpikir demikian tentang pertemuan dengan sang kekasih? Tuhan memberi peringatan tentang kebosanan terhadap Firman Tuhan.

Amsal 3:11 - “Hai anakku, janganlah engkau menolak didikan TUHAN, dan janganlah engkau bosan akan peringatanNya.”.

Tuhan juga mengatakan bahwa sekalipun seseorang sudah bijaksana, jadi sudah mengerti Firman Tuhan. ia tetap harus belajar supaya makin bertambah dalam pengertian / hikmat.

Amsal 1:5-7 - “(5) baiklah orang bijak mendengar dan menambah ilmu dan baiklah orang yang berpengertian memperoleh bahan pertimbangan - (6) untuk mengerti amsal dan ibarat, perkataan dan teka-teki orang bijak. (7) Takut akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan.”.

Apa bahaya dari sikap meremehkan Firman Tuhan ini? Kalau Firman Tuhan terus diremehkan, maka Tuhan bisa mencabut Firman Tuhan itu dari diri saudara.

Yohanes 8:31-32 - “(31) Maka kataNya kepada orang-orang Yahudi yang percaya kepadaNya: ‘Jikalau kamu tetap dalam firmanKu, kamu benar-benar adalah muridKu (32) dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu.’”.

Kalau kita ‘tetap dalam firman’, artinya bukan cuma tetap mendengar tetapi juga tetap melaksanakannya, maka kita akan mengetahui kebenaran. Artinya Tuhan akan menambah pengetahuan kita, sehingga setiap belajar Firman Tuhan kita mendapat sesuatu. Tetapi kalau kita tidak tetap dalam firman, kita tidak mendapatkan tambahan pengertian. Tuhan bisa melakukan itu dengan tetap membiarkan kita di gereja yang memberitakan Firman Tuhan tetapi tidak memberkati diri kita sehingga kita tidak mendapat apa-apa, tetapi Tuhan juga bisa mencabut Firman Tuhan itu dari kita sehingga kita tidak bisa mendengar Firman Tuhan yang baik.

Amos 8:11-12 - “(11) ‘Sesungguhnya, waktu akan datang,’ demikianlah firman Tuhan ALLAH, ‘Aku akan mengirimkan kelaparan ke negeri ini, bukan kelaparan akan makanan dan bukan kehausan akan air, melainkan akan mendengarkan firman TUHAN. (12) Mereka akan mengembara dari laut ke laut dan menjelajah dari utara ke timur untuk mencari firman TUHAN, tetapi tidak mendapatnya.”.


Matthew Henry: “When Amos prophesied, and for a considerable time after, they had great plenty of prophets, abundant opportunities of hearing the word of God, ...; and it is probable that they surfeited upon it, as Israel on the manna, and therefore God threatens that hereafter he will deprive them of this privilege. ... What the judgment itself is that is threatened. It is a famine, a scarcity, not of bread and water ..., but a much sorer judgment than that, even a famine of hearing the words of the Lord. There shall be no congregations for ministers to preach to, nor any ministers to preach, nor any instructions and abilities given to those that do set up for preachers, to fit them for their work. The word of the Lord shall be precious and scarce; there shall be no vision, 1 Sam. 3:1. They shall have the written word, Bibles to read, but no ministers to explain and apply it to them, the water in the well, but nothing to draw with.” [= Pada waktu Amos bernubuat, dan untuk waktu yang cukup lama setelahnya, mereka mempunyai banyak nabi-nabi, kesempatan yang berlimpah-limpah untuk mendengar firman Allah, ... ; dan adalah mungkin bahwa mereka kekenyangan terhadapnya, seperti Israel terhadap manna, dan karena itu Allah mengancam bahwa setelah ini Ia akan mencabut hak itu dari mereka. ... Apa penghakiman yang diancamkan. Itu adalah kelaparan, suatu kekurangan / kejarangan, bukan tentang roti dan air ..., tetapi suatu penghakiman yang jauh lebih menyedihkan dari pada itu, yaitu suatu kelaparan tentang mendengar firman Tuhan. Di sana akan tidak ada jemaat bagi pendeta untuk berkhotbah, ataupun pendeta yang berkhotbah, atau instruksi dan kemampuan yang diberikan kepada mereka yang diangkat menjadi pengkhotbah-pengkhotbah supaya mereka cocok dengan pekerjaan mereka. Firman Tuhan akan menjadi mahal dan jarang; tidak akan ada penglihatan, 1Sam 3:1. Mereka akan mempunyai firman tertulis, Alkitab, untuk dibaca, tetapi tidak ada pendeta untuk menjelaskan dan menerapkannya kepada mereka; air ada dalam sumur, tetapi tidak ada apapun dengan mana kita bisa mengambilnya.].

1Samuel 3:1 - “Samuel yang muda itu menjadi pelayan TUHAN di bawah pengawasan Eli. Pada masa itu firman TUHAN jarang; penglihatan-penglihatanpun tidak sering.”.

Tentang Amos 8:12, Matthew Henry berkata: “They shall wander from sea to sea, from the sea of Tiberias to the Great Sea, from one border of the country to another, to see if God will send them prophets, either by sea or land, from other countries; since they have none among themselves, they shall go from the north to the east; when they are disappointed in one place they shall try another, and shall run to and fro, as men at a loss, and in a hot pursuit to seek the word of the Lord, to enquire if there be any prophets, any prophecy, any message from God, but they shall not find it. ... even those that slighted prophets when they had them shall wish for them as Saul did for Samuel, when they are deprived of them. Many never know the worth of mercies till they feel the want of them.” [= Mereka akan mengembara dari laut ke laut, dari laut Tiberias ke laut Besar, dari satu tepi negeri ke tepi yang lain, untuk melihat jika Allah mengirim kepada mereka nabi-nabi, melalui laut atau darat, dari negara-negara lain; karena mereka tidak mempunyainya di antara mereka sendiri, mereka akan pergi dari utara ke timur; pada waktu mereka kecewa di tempat satu mereka akan mencoba tempat yang lain, dan akan berlari kesana kemari, seperti orang-orang yang bingung, dan dalam pencarian yang panas / sungguh-sungguh terhadap firman Tuhan, menanyakan jika ada nabi, nubuat, pesan dari Allah, tetapi mereka tidak akan menemukannya. ... bahkan mereka yang mengabaikan nabi-nabi pada waktu mereka mempunyainya akan menginginkan mereka, seperti Saul terhadap Samuel, pada waktu nabi-nabi itu dicabut dari mereka. Banyak orang tak pernah tahu nilai dari belas kasihan / kemurahan sampai mereka merasakan kekurangan / ketidak-adaan hal-hal itu.].

Barnes’ Notes: “Even the profane, when they see no help, will have recourse to God. Saul, in his extremity, ‘inquired of the Lord and He answered him not, neither by dreams, nor by Urim, nor by prophets’ (1 Samuel. 28:6). They sought for temporal relief only, and therefore found it not.” [= Bahkan orang duniawi, pada waktu mereka tidak melihat pertolongan, akan mencari jalan kepada Allah. Saul, dalam kebutuhan yang sangat, ‘bertanya kepada TUHAN, tetapi TUHAN tidak menjawab dia, baik dengan mimpi, baik dengan Urim, baik dengan perantaraan para nabi’ (1Sam 28:6). Mereka hanya mencari untuk pertolongan sementara saja, dan karena itu tidak mendapatkannya.].

Penutup: 

Karena itu, kalau saudara:

1) Lebih mengutamakan uang dan hal-hal duniawi dari pada Firman Tuhan,

2) Atau saudara punya kebosanan terhadap Firman Tuhan sehingga saudara tidak lagi mencarinya seperti dulu pada saat pertama kali percaya Kristus,

3) Atau kalau saudara merasa sekarang sudah cukup banyak mengerti Firman Tuhan sehingga tak lagi berusaha mencarinya,

maka datanglah kepada Tuhan, akui itu sebagai dosa, minta Dia mengubahkan saudara, dan carilah hikmat / Firman Tuhan seperti mencari harta terpendam. Tuhan kiranya memberkati saudara.

-AMIN-
Next Post Previous Post