NUBUATAN KELAHIRAN YESUS KRISTUS: YESAYA 9:5

PDT.BUDI ASALI, M.DIV.
NUBUATAN KELAHIRAN YESUS KRISTUS: Yesaya 9:5NUBUATAN KELAHIRAN YESUS KRISTUS: YESAYA 9:5. Yesaya 9:5 - “Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai.”.

I) Keadaan yang buruk dari bangsa itu pada saat itu.

Keadaan yang buruk dari bangsa itu terlihat dari ayat-ayat ini:

Yesaya 8:21-22 - “(21) Mereka akan lalu lalang di negeri itu, melarat dan lapar, dan apabila mereka lapar, mereka akan gusar dan akan mengutuk rajanya dan Allahnya; mereka akan menengadah ke langit, (22) dan akan melihat ke bumi, dan sesungguhnya, hanya kesesakan dan kegelapan, kesuraman yang mengimpit, dan mereka akan dibuang ke dalam kabut.”.

Yesaya 8:23-9:4 - “(8:23) Tetapi tidak selamanya akan ada kesuraman untuk negeri yang terimpit itu. Kalau dahulu TUHAN merendahkan tanah Zebulon dan tanah Naftali, maka di kemudian hari Ia akan memuliakan jalan ke laut, daerah seberang sungai Yordan, wilayah bangsa-bangsa lain. (Yesaya 9:1) Bangsa yang berjalan di dalam kegelapan telah melihat terang yang besar; mereka yang diam di negeri kekelaman, atasnya terang telah bersinar. (9:2) Engkau telah menimbulkan banyak sorak-sorak, dan sukacita yang besar; mereka telah bersukacita di hadapanMu, seperti sukacita di waktu panen, seperti orang bersorak-sorak di waktu membagi-bagi jarahan. (9:3) Sebab kuk yang menekannya dan gandar yang di atas bahunya serta tongkat si penindas telah Kaupatahkan seperti pada hari kekalahan Midian. (9:4) Sebab setiap sepatu tentara yang berderap-derap dan setiap jubah yang berlumuran darah akan menjadi umpan api.”.

Calvin (tentang Yesaya 9:1) mengatakan bahwa Yesaya berbicara tentang masa yang akan datang dalam bentuk lampau. Kata-kata ini menekankan bahwa kota mereka akan dihancurkan, dan mereka (bangsa Yehuda) akan masuk dalam pembuangan, yang dalam pandangan mereka merupakan kehancuran total.

Jadi kegelapan dan kesuraman ini menunjuk pada pembuangan ke Babilonia, yang terjadi lebih dari 100 tahun setelah jaman Yesaya.

II) Keadaan yang buruk itu berubah menjadi baik.

Yesaya 8:23-9:4 - “(8:23) Tetapi tidak selamanya akan ada kesuraman untuk negeri yang terimpit itu. Kalau dahulu TUHAN merendahkan tanah Zebulon dan tanah Naftali, maka di kemudian hari Ia akan memuliakan jalan ke laut, daerah seberang sungai Yordan, wilayah bangsa-bangsa lain. (Yesaya 9:1) Bangsa yang berjalan di dalam kegelapan telah melihat terang yang besar; mereka yang diam di negeri kekelaman, atasnya terang telah bersinar. (9:2) Engkau telah menimbulkan banyak sorak-sorak, dan sukacita yang besar; mereka telah bersukacita di hadapanMu, seperti sukacita di waktu panen, seperti orang bersorak-sorak di waktu membagi-bagi jarahan. (9:3) Sebab kuk yang menekannya dan gandar yang di atas bahunya serta tongkat si penindas telah Kaupatahkan seperti pada hari kekalahan Midian. (9:4) Sebab setiap sepatu tentara yang berderap-derap dan setiap jubah yang berlumuran darah akan menjadi umpan api.”.

Calvin (tentang ay 1): “He begins to comfort the wretched by the hope of alleviation, that they may not be swallowed up by the huge mass of distresses.” [= Ia mulai menghibur orang-orang yang sedih / hina oleh pengharapan tentang pengurangan penderitaan, supaya mereka tidak ditelan oleh penderitaan yang begitu besar.].

III) Perubahan itu terjadi karena kelahiran Sang Mesias.

Yesaya 9:5a - “Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita;”.

Barnes’ Notes: “The prophet saw in vision the darkness and gloom of the nation, and saw also the son that would be born to remove that darkness, and to enlighten the world.” [= Sang nabi melihat dalam penglihatan kegelapan dan kesuraman dari bangsa itu, dan juga melihat sang Anak yang akan dilahirkan untuk menyingkirkan kegelapan itu, dan untuk menerangi dunia.] - hal 191.

1) Ay 5a ini jelas merupakan nubuat tentang kelahiran Mesias / Yesus.

Merupakan sesuatu yang luar biasa bahwa Yesaya yang hidup pada sekitar 700 SM bisa menubuatkan tentang Yesus. Ini membuktikan bahwa Alkitab kita memang adalah Firman Tuhan. Ini juga merupakan keunggulan Alkitab dibandingkan dengan Kitab Suci - Kitab Suci agama-agama lain. Alkitab dipenuhi dengan nubuat-nubuat, dan semuanya digenapi dengan sempurna.

2) Tetapi ada yang aneh dengan nubuat ini, yaitu dalam Kitab Suci Indonesia itu ditunjukkan dalam waktu lampau (Yesaya 9: 5: ‘telah lahir’ ... ‘telah diberikan’).

Tetapi Kitab Suci bahasa Inggris ada yang memberikannya dalam bentuk present tense (waktu sekarang), dan ada bahkan yang dalam future tense (waktu yang akan datang).

KJV/RSV/NIV: ‘is born ... is given’ [= dilahirkan ... diberikan].

NASB: ‘will be born ... will be given’ [= akan dilahirkan ... akan diberikan].

Sebetulnya yang benar justru adalah Kitab Suci Indonesia, karena dalam bahasa Ibraninya memang digunakan bentuk lampau.

E. J. Young: “He speaks of the birth as though it had already occurred, even though from his standpoint it was yet to take place in the future.” [= Ia berbicara tentang kelahiran itu seakan-akan itu telah terjadi, sekalipun dari sudut pandangnya itu masih akan terjadi di masa yang akan datang.] - hal 329.

Mengapa Yesaya menggunakan bentuk lampau untuk sesuatu yang akan terjadi? Ada 2 kemungkinan jawaban:

a) Sekalipun ini adalah nubuat, tetapi digunakan bentuk lampau, seakan-akan hal itu sudah terjadi, untuk menunjukkan kepastian terjadinya nubuat itu.

Matthew Henry: “The prophet tells us (v. 6,7) they shall be done by the Messiah, Immanuel, that son of a virgin whose birth he had foretold (ch. 7:14), and now speaks of, in the prophetic style, as a thing already done: the child is born, not only because it was as certain, and he was as certain of it as if it had been done already, ...” [= Sang nabi memberitahu kita (ay 5,6) itu akan dilakukan oleh sang Mesias, Immanuel, anak laki-laki dari seorang perawan yang kelahirannya telah ia ramalkan (pasal 7:14), dan sekarang ia bicarakan tentangnya, dalam gaya nubuatan, sebagai suatu hal yang telah terjadi: sang anak dilahirkan, bukan hanya karena itu adalah pasti, dan ia sama pasti / yakinnya tentang hal itu seakan-akan hal itu telah terjadi, ...].

b) Yesaya melihat semua itu dalam suatu penglihatan, dan dalam penglihatan itu semua itu sudah terjadi.

Barnes’ Notes: “Not that he was born when the prophet spake. But in prophetic vision, as the events of the future passed before his mind, he saw that promised son, and the eye was fixed intently on him;” [= Bukan bahwa ia telah dilahirkan pada waktu sang nabi berbicara. Tetapi dalam penglihatan yang bersifat nubuat, pada waktu peristiwa-peristiwa dari masa yang akan datang lewat di depan pikirannya, ia melihat anak yang dijanjikan itu, dan matanya diarahkan dengan sungguh-sungguh kepadanya;] - hal 191.

Jadi, Yesaya menuliskannya dalam bentuk lampau, karena ia sudah melihat Anak itu dalam penglihatan yang diberikan kepadanya. 

3) ‘seorang putera telah diberikan untuk kita’ (Yesaya 9: 5).

Menyoroti kata ‘telah diberikan’ ini Barnes’ Notes memberi komentar sebagai berikut: “The Messiah was pre-eminently the gift of the God of love. Man had no claim on him, and God voluntarily gave his Son to be a sacrifice for the sins of the world.” [= Sang Mesias secara khusus / terutama merupakan pemberian dari Allah dari kasih. Manusia tidak mempunyai hak atasNya, dan Allah dengan sukarela memberikan AnakNya untuk menjadi korban untuk dosa-dosa dunia.] - hal 191.

Bdk. Lukas 2:10-11 - “(10) Lalu kata malaikat itu kepada mereka: ‘Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa: (11) Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud.”.

Bdk. Yohanes 3:16 - “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, tetapi beroleh hidup yang kekal.”.

Jangan merayakan Natal hanya sebagai suatu rutinitas, atau hanya sebagai acara makan-makan, atau hanya sebagai hura-hura, dan sebagainya. Setiap kali saudara merayakan Natal, selalu ingat dan renungkan, bahwa dalam Natal yang pertama Allah memberikan pemberian yang tidak layak kita terima, pemberian yang merupakan perwujudan kasih karuniaNya, dan pemberian itu adalah:

a) AnakNya!

Apakah saudara mau beri anak saudara kepada seorang bajingan untuk dijadikan sate???

b) AnakNya yang Tunggal.

1. Bagaimana Yesus bisa adalah Anak Tunggal? Bukankah kita yang percaya juga adalah anak Allah (Yohanes 1:12)? Jawabannya: kita yang percaya menjadi anak Allah karena adopsi (Galatia 4:4-5), sedangkan Yesus adalah Anak sungguh-sungguh, dan karena itu untuk Dia ditambahkan kata-kata ‘Yang Tunggal’.

Yohanes 1:12 - “Tetapi semua orang yang menerimaNya diberiNya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam namaNya;”.

Galatia 4:4-5 - “(4) Tetapi setelah genap waktunya, maka Allah mengutus AnakNya, yang lahir dari seorang perempuan dan takluk kepada hukum Taurat. (5) Ia diutus untuk menebus mereka, yang takluk kepada hukum Taurat, supaya kita diterima menjadi anak.”.

Kata-kata yang saya garis-bawahi itu, dalam KJV diterjemahkan: ‘that we might receive the adoption of sons.’ [= supaya kita bisa menerima pengadopsian anak].

RSV/NASB mirip dengan KJV.

Yohanes 1:14 - “Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaanNya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepadaNya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.”.

Yohanes 3:16,18 - “(16) Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. ... (18) Barangsiapa percaya kepadaNya, ia tidak akan dihukum; barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah.”.

2. Orang yang punya anak banyak saja, tidak akan mau beri salah satu kepada seorang bajingan untuk dijadikan sate! Apalagi kalau itu anak tunggal! Tetapi Allah mau!!!

c) Anak itu dijadikan manusia.

Yesaya 9:5 - “Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai.”.

Ayat ini pada bagian awalnya menekankan kemanusiaan Yesus, tetapi pada bagian akhirnya menekankan keilahianNya. Ia memang adalah Allah yang menjadi manusia!!

Orang-orang agama lain (yang anti Kristen) sering menuduh kita: “Orang kok dijadikan Tuhan!”. Ini tuduhan salah dan bodoh. Kita tidak pernah menuhankan seorang manusia. Kita tidak percaya bahwa manusia / yang non Tuhan bisa menjadi Tuhan. Kita tidak percaya bahwa manusia / non Allah bisa menjadi Allah. Allahpun tidak bisa menjadikan seperti itu.

Yang kita percayai adalah Tuhan / Allah itu menjadi manusia (tanpa membuang sedikitpun dari keilahianNya)!! Dan tidak ada alasan mengapa Tuhan / Allah tidak bisa melakukan hal, yang merupakan inti dari Natal itu!

d) Anak itu menjadi manusia yang rendah / miskin.

Fakta bahwa ia miskin bisa terlihat dari hal-hal ini:

1. Ia ada dalam keluarga tukang kayu (Matius 13:55), yang pada jaman itu adalah miskin. Jangan samakan dengan tukang kayu jaman sekarang!

2. Untuk pentahiran, Maria mempersembahkan 2 ekor burung tekukur / merpati.

Lukas 2:22-24 - “(22) Dan ketika genap waktu pentahiran, menurut hukum Taurat Musa, mereka membawa Dia ke Yerusalem untuk menyerahkanNya kepada Tuhan, (23) seperti ada tertulis dalam hukum Tuhan: ‘Semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah’, (24) dan untuk mempersembahkan korban menurut apa yang difirmankan dalam hukum Tuhan, yaitu sepasang burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati.”.


Bahwa ini menunjukkan bahwa mereka itu miskin, bisa terlihat dari text di bawah ini.

Imamat 12:6-8 - “(6) Bila sudah genap hari-hari pentahirannya, maka untuk anak laki-laki atau anak perempuan haruslah dibawanya seekor domba berumur setahun sebagai korban bakaran dan seekor anak burung merpati atau burung tekukur sebagai korban penghapus dosa ke pintu Kemah Pertemuan, dengan menyerahkannya kepada imam. (7) Imam itu harus mempersembahkannya ke hadapan TUHAN dan mengadakan pendamaian bagi perempuan itu. Demikianlah perempuan itu ditahirkan dari leleran darahnya. Itulah hukum tentang perempuan yang melahirkan anak laki-laki atau anak perempuan. (8) Tetapi jikalau ia tidak mampu untuk menyediakan seekor kambing atau domba, maka haruslah ia mengambil dua ekor burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati, yang seekor sebagai korban bakaran dan yang seekor lagi sebagai korban penghapus dosa, dan imam itu harus mengadakan pendamaian bagi perempuan itu, maka tahirlah ia.’”.

3. Lukas 9:58 - “Yesus berkata kepadanya: ‘Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepalaNya.’”.

2 Korintus 8:9 - “Karena kamu telah mengenal kasih karunia Tuhan kita Yesus Kristus, bahwa Ia, yang oleh karena kamu menjadi miskin, sekalipun Ia kaya, supaya kamu menjadi kaya oleh karena kemiskinanNya.”.

Apakah ini mendukung theologia kemakmuran? Tidak, karena kalau saudara membaca kontext dari ayat itu, jelas bahwa yang dimaksudkan dengan kata-kata ‘kamu menjadi kaya’ adalah kaya SECARA ROHANI, bukan secara duniawi!!!

e) Anak itu dibiarkan menderita secara hina, dan bahkan mati secara hina dan terkutuk, di kayu salib!

Galatia 3:13 - “Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita, sebab ada tertulis: ‘Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!’”.


Ini merupakan tujuan utama Yesus menjadi manusia, yaitu untuk mati. Kalau untuk orang-orang lain, karena mereka lahir maka mereka harus mati. Kalau untuk Yesus: karena Ia mau mati, maka Ia lahir.

Karena itu, Natal tidak bisa dan tidak boleh dipisahkan dengan Jum’at Agung!!

Ia datang untuk mati! Mati secara sangat menderita, hina dan terkutuk, supaya dengan itu Ia bisa menyelamatkan kita. Tidak bisa dengan cara lain!!!

Barnes’ Notes: “‘Is given.’ The Messiah is often represented as having been given, or sent; or as the rich gift of God; the note at Acts 4:12 John 3:16 Eph 1:22 John 17:4. The Messiah was pre-eminently the gift of the God of love. Man had no claim on him, and God voluntarily gave his Son to be a sacrifice for the sins of the world.” [= ‘Diberikan’. Sang Mesias sering digambarkan sebagai telah diberikan, atau diutus; atau sebagai pemberian / karunia yang murah hati dari Allah; .... Sang Mesias terutama / secara khusus merupakan pemberian dari Allah dari kasih. Manusia tidak mempunyai hak atasNya, dan Allah dengan sukarela memberikan AnakNya untuk menjadi korban bagi dosa-dosa dunia.].

Kisah Para Rasul 4:12 - “Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan.’”.

Bdk. 1Yohanes 5:11-12 - “(11) Dan inilah kesaksian itu: Allah telah mengaruniakan hidup yang kekal kepada kita dan hidup itu ada di dalam AnakNya. (12) Barangsiapa memiliki Anak, ia memiliki hidup; barangsiapa tidak memiliki Anak, ia tidak memiliki hidup.”.

Keselamatan / hidup yang kekal ada di dalam Anak / Yesus. Karena itu kalau saudara menolak Yesus, secara otomatis saudara menolak keselamatan / hidup yang kekal itu; dan kalau saudara menerima Yesus, saudara secara otomatis menerima keselamatan / hidup yang kekal itu!

Jangan menyia-nyiakan pemberian Allah ini! Terimalah Dia, dan keselamatan / hidup yang kekal itu menjadi milik saudara. Tuhan kiranya memberkati saudara sekalian. SELAMAT HARI NATAL. NUBUATAN KELAHIRAN YESUS KRISTUS: Yesaya 9:5. https://teologiareformed.blogspot.com/
Next Post Previous Post