KELAHIRAN BARU (Regeneration) DAN PANGGILAN EFEKTIF (Calling)

Pdt. Budi Asali, M.Div.
Baik Calling (panggilan efektif), maupun Regeneration (kelahiran baru) dalam arti sempit, mendahului hal-hal yang lain dalam Ordo Salutis (Order of Salvation).
KELAHIRAN BARU (Regeneration) DAN PANGGILAN EFEKTIF (Calling)
health, gadget
Sekarang yang akan kita pelajari adalah: yang mana lebih dulu terjadi, regeneration (dalam arti sempit) atau calling (internal)?

Tentang hal ini, tidak ada kesatuan pendapat di antara orang-orang Reformed! Ada beberapa pandangan:

A) Ada yang mencampuradukkan regeneration dengan calling:

Pada abad ke 17, effectual calling disamakan dengan regeneration, atau setidaknya regeneration dianggap termasuk dalam effectual calling. Tetapi pandangan seperti ini jelas salah, karena regeneration jelas sekali berbeda dengan effectual calling.

Dasarnya: 
regeneration terjadi pada sub-conscious life (= alam bawah sadar), sedangkan calling terjadi pada conscious life (= alam sadar). 
regeneration terjadi di dalam, sedangkan calling datang dari luar. 

B) Calling mendahului regeneration:

John Murray memberikan teori sebagai berikut:

Allah memberikan Call. Tetapi, manusia ada dalam keadaan mati rohani / mati di dalam dosa, sehingga tidak mungkin bisa mengerti, apalagi menanggapi panggilan Allah itu (Yohanes 6:44,65 Roma 8:8 1Korintus 1:18,23 1Korintus 2:14).

John Murray:

“It is the glory of the gospel of God’s grace that it provides for this incongruity. God’s call, since it is effectual, carries with it the operative grace whereby the person called is enabled to answer the call and to embrace Jesus Christ as he is freely offered in the gospel. God’s grace reaches down to the lowest depths of our need and meets all the exigencies of the moral and spiritual impossibility which inheres in our depravity and inability. And that grace is the grace of regeneration” (= Adalah kemuliaan dari Injil dari kasih karunia Allah bahwa Injil itu menyediakan untuk ketidakcocokan itu. Panggilan Allah, karena panggilan itu effektif, membawa dengannya kasih karunia untuk mencapai apa yang diinginkan dengan mana orang yang dipanggil dimampukan untuk menjawab panggilan itu dan menerima Yesus Kristus sebagaimana Ia ditawarkan dengan cuma-cuma dalam Injil. Kasih karunia Allah menggapai ke bawah kepada kebutuhan kita yang paling bawah / dalam dan memenuhi semua kebutuhan darurat dari ketidakmungkinan moral dan rohani yang melekat / mnenjadi sifat dalam kebejadan dan ketidakmampuan kita. Dan kasih karunia itu adalah kasih karunia kelahiran baru) - ‘Redemption Accomplished and Applied’, hal 96.

Catatan: Yang ia maksud dengan incongruity / ketidakcocokan itu adalah bahwa ada panggilan tetapi manusia tidak bisa menanggapi panggilan itu.

Dari kata-kata itu jelas bahwa John Murray berpendapat bahwa pada waktu Allah memberi panggilan, karena Ia tahu bahwa manusia yang mati rohani itu tidak mampu mengerti / menjawab panggilan itu, maka Ia juga memberikan suatu kasih karunia yang menyertai panggilan itu, supaya manusia itu bisa mengerti dan menanggapi panggilan itu. Dan kasih karunia itu adalah regeneration.

Kesimpulannya: sekalipun regeneration letaknya berdekatan sekali (mepet / dempet) dengan calling, tetapi bagaimanapun calling tetap mendahului regeneration.

Dasar Kitab Suci:

1) Roma 8:28-30.

Perhatikan khususnya Roma 8: 30. Ayat itu menunjukkan sebagian dari Ordo Salutis, yaitu calling, justification (= pembenaran), dan glorification (= pemuliaan).

Jadi ayat itu dimulai dengan calling dan diakhiri dengan glorification. Kalau glorification adalah tahap yang terakhir dari Ordo Salutis, maka rasanya aneh kalau calling bukanlah tahap pertama dari Ordo Salutis.

Keberatan saya: sekalipun argumentasi ini masuk akal, tetapi jelas tidak mutlak / tidak pasti benar.

2) Seluruh penerapan penebusan terjadi sesuai dengan Rencana Allah yang kekal. Dalam Perjanjian Baru, ada ayat-ayat yang menunjukkan bahwa kita dipanggil sesuai dengan Rencana Allah yang kekal (Roma 8:28-30 2Timotius 1:9). Tetapi anehnya, tidak ada ayat yang menunjukkan bahwa kita dilahirbarukan sesuai dengan Rencana Allah yang kekal (padahal regenerationpun pasti terjadi sesuai dengan Rencana Allah).

Jadi, rupanya, untuk menunjukkan bahwa seluruh penerapan penebusan terjadi sesuai dengan Rencana Allah, maka ditekankan bahwa tahap I, yaitu calling, terjadi sesuai dengan Rencana Allah.

3) Dalam Kitab Suci, calling ditekankan sebagai tindakan Allah, dengan mana orang berdosa dipindahkan dari gelap ke dalam terang, atau dibawa kepada persekutuan dengan Kristus, atau dibawa ke dalam Kerajaan Allah dsb (1Korintus 1:9 Efesus 4:4 1Tesalonika 2:12 1Petrus 2:9)


Ini menimbulkan kesan bahwa callinglah yang mengawali segala sesuatu sehingga keselamatan bisa menjadi milik kita.

Tanggapan saya:

Saya berpendapat bahwa argumentasi-argumentasi ini tidak kuat sehingga tidak meyakin-kan. Karena itu, saya lebih condong pada pandangan di bawah ini, yaitu regeneration harus mendahului calling.

C) Regeneration mendahului calling:

1) Fakta menunjukkan bahwa di antara regeneration dan iman bisa terjadi selang waktu (gap).

Misalnya: seseorang sudah tertarik pada Firman Tuhan dan sudah mencari Firman Tuhan, tetapi belum sungguh-sungguh percaya kepada Kristus. Ini menunjukkan bahwa sekalipun ia belum beriman tetapi ia sudah mengalami kelahiran baru.

Kalau Calling mendahului regeneration (seperti teori John Murray di atas), maka Calling pasti berimpit dengan regeneration, dan karena calling itu adalah effectual call, maka pasti akan ditanggapi secara langsung oleh orang yang menerima call itu. Jadi, kesimpulannya, 3 hal ini yaitu calling, regeneration dan iman, pasti berimpit menjadi satu, sehingga tidak memungkinkan adanya gap di antara regeneration dan iman.

Jadi, jelaslah bahwa teori ini (calling mendahului regeneration), bertentangan dengan fakta.

2) Kalau calling mendahului regeneration, maka sebetulnya calling itu diberikan pada saat orang itu masih mati secara rohani. Sekalipun regeneration langsung mengikuti calling, tetapi bagaimanapun juga, callingnya terjadi lebih dulu, sehingga calling itu tetap diberikan kepada orang yang mati secara rohani, yang tidak mungkin bisa menanggapi calling tersebut, sehingga calling itu harus dianggap sebagai external calling. Kalau setelah itu lalu terjadi regeneration sehingga orang itu lalu hidup secara rohani, maka barulah orang itu bisa menanggapi, dan baru saat itulah callingnya bisa disebut internal calling.

Karena itulah saya berpendapat bahwa bagaimanapun juga regeneration harus mendahului calling, sehingga pada waktu calling itu diberikan, orang yang dipanggil itu sudah hidup secara rohani, sehingga ia bisa mendengar, mengerti dan menanggapi calling tersebut.

Dengan demikian, maka Ordo Salutis yang saya terima adalah sebagai berikut:

1) Regeneration.

2) Calling.

3) Conversion (faith & repentance).

4) Justification.

5) Adoption.

6) Sanctification.

7) Perseverance.

8) Glorification
Catatan: Pdt. Budi Asali, M.Div:  meraih gelar Master of Divinity (M.Div) dari Reformed Theological Seminary (RTS), Jackson, Mississippi, United States of America

Next Post Previous Post